Mengenal Lebih Dalam Budaya Lombok
Budaya merupakan suatu pola hidup yang berkembang dalam masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu budaya memiliki kaitan yang sangat erat dengan kehidupan dalam masyarakat itu sendiri, hal ini dipertegas oleh Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski yang menyatakan bahwa semua yang ada dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu sendiri.
Dari pendapat beberapa ahli didapatkan pula pengertian kebudayaan mencakup sebuah kompleksitas yang memuat pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat, juga pernyataan intelektual yang artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut ahli antropolgi cateora, kebudayaan memiliki
beberapa komponen seperti kebudayaan material yang mengacu pada hasil ciptaan
masyarakat, contohnya senjata atau perhiasan. Kedua, berupa kebudayaan
nonmaterial yang berwujud dongeng, lagu ataupun cerita rakyat yang ada di
masing-masing daerah di nusantara. Ketiga, adanya sistem kepercayaan yang
banyak mempengaruhi masyarakat dalam memandang kehidupan. Selanjutnya yakni
komponen yang memuat nilai estetika dan bahasa sebagai alat komunikasi
sehari-hari.
Di Indonesia, terdapat beragam suku bangsa. Keberagaman tersebut menciptakan kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya, yang kemudian dikenal dengan nama kebudayaan lokal yang kemudian menyatu menjadi kebudayaan nasional.
wordpress.com |
Masyarakat adat pada dasarnya sangat
menjunjung tinggi kebudayaan lokal sebagai sebuah warisan budaya dari para
leluhur. Namun, tak jarang budaya lokal semakin tergerus karena generasi muda
yang seharusnya menjadi pewaris lebih condong terhadapat budaya-budaya asing
yang baru.
Kebudayaan lokal dengan beragam keunikan dan ciri khas yang ada, sebenarnya memiliki pesona yang sangat kuat. Pelestarian budaya akan memungkinkan masyarakat asli maupun pengunjung untuk memperlajari kearifan lokal yang termuat di dalamnya.
Dan bahkan pesona kebudayaan lokal tak jarang
menjadi salah satu daya tarik wisata. Di Lombok misalnya, pulau dengan suku
asli Sasak ini memiliki beragam budaya unik. Beberapa diantaranya merupakan
budaya hasil dari akulturasi dengan budaya Bali dan Jawa.
Kebudayaan masyarakat Sasak Lombok memang tidak bisa dipisahkan dari pengaruh kebudayaan Bali dan Jawa. Hal ini juga dipertegas dengan latar belakang historis yang menyebutkan bahwa kerajaan Bali pernah berkuasa sekitar tahun 1678 hingga 1849.
Dengan memperhatikan rentang waktu
yang cukup lama kekuasaan Bali atas Lombok maka tak aneh jika akulturasi dua
kebudayaan, yakni penduduk lokal dan Bali melahirkan sebuah kebudayaan baru
dalam kehidupan sosial etnis sasak. Contohnya dalam bidang seni tradisional
Cepung, dimana terlihat kedua budaya saling tarik-menarik dan melengkapi satu
sama lain.
wisatalombok.id |
Berdasarkan catatan Van der Kraan, pengaruh luar yang masuk ke dalam kebudayaan Sasak juga berasal dari Jawa. Hal ini ditandai dengan masuknya agama Islam dalam sistem kepercayaan kehidupan masyarakatnya.
Baca Juga : Nilai Filosofi Rumah Sasak
Bentuk percampuran dua budaya ini terlihat jelas dalam komponen nonmaterial dalam bidang seni seperti Kesenian Tari Rudad, Gamelan Rebana, Wayang Sasak juga Cilokaq. Berikut akan dijabarkan beberapa contoh kebudayaan lokal masyarakat Sasak Lombok yang lain.
Sistem Kepercayaan dan Bahasa
Di atas telah disebutkan bahwa kebudayaan memiliki beberapa
komponen, salah satunya adalah sistem kepercayaan. Sebagian besar masyarakat
sasak menganut agama Islam. Agama kedua terbesar adalah Hindu yang banyak
dianut oleh-oleh warga keturunan Bali. Beberapa penduduk keturunan Cina
menganut Kristen, dan sebagian lagi menganut Budha.
Untuk komunikasi sehari-hari, Bahasa yang banyak digunakan
adalah bahasa Sasak. Namun di beberapa wilayah Lombok seperti di kotamadya
Mataram ada beberapa perkampungan yang menggunakan bahasa Bali.
Tradisi Pernikahan Sasak
Contoh budaya Sasak lainnya nampak pada acara nyongkolan,
yakni salah satu rangkaian dari upacara pernikahan. Nyongkolan berupa
arak-arakan rombongan pengantin dari rumah mempelai pria menuju rumah pengantin
wanita. Rombongan pengantin ini akan diiringi dengan tabuhan musik tradisional
Sasak yang disebut Gendang Beleq. Proses ini biasanya dilakukan menjelang sore
pada hari Sabtu dan Minggu.
Sumber : google |
Adapun tetabuhan Gendang Beleq dimaksudkan agar iring-iringan menarik perhatian masyarakat sehingga tujuan nyongkolan tercapai yakni memperkenalkan pasangan pengantin kepada masyarakat sekitar. Selain itu, Gendang Beleq juga berfungsi untuk mengiringi acara ngurisang (potong rambut bayi), ngitanang (sunatan), begawe beleq (upacara besar), ataupun untuk acara festival seperti ulang tahun kota atau provinsi. Sedangkan di zaman dulu, Gendang Beleq berfungsi sebagai musik perang yang mengiringi ksatria Lombok saat berangkat atau pulang dari medan laga.
Gendang Beleq
Gendang Beleq merupakan salah satu kesenian tradisional yang telah sangat lama berkembang dan dikenal dengan baik oleh masyarakat suku Sasak. Dalam perjalanannya, kesenian tradisional Gendang Bedeq telah mengalami pasang surut perkembangan.
Baca Juga : 7 Motif Batik Sasambo Khas Lombok yang Terkenal dan Populer
Bahkan, dengan perkembangan yang sangat pesat pada
akhir-akhir ini, kesenian tradisional Gendang Beleq telah tumbuh kembali
menjadi kesenian yang sangat populer pada seluruh lapisan masyarakat suku
Sasak.
Kesenian Gendang Beleq telah hadir dengan fungsi sebagai pelengkap kebudayaan serta menjadi
salah satu sarana pengungkap makna-makna luhur kebudayaan. Pada sisi lain, kesenian Gendang Beleq memiliki potensi yang
sangat besar sebagai media pendidikan bagi masyarakat dan sebagi salah satu
sumber devisa bagi negara yang dengan sendirinya dapat pula meningkatkan taraf
hidup para seniman pendukungnya.
Nama kesenian Gendang Beleq diambil dari salah satu alat
musik yang digunakan yaitu dua buah gendang berukuran besar dan panjang. Bentuk
kesenian tradisional Gendang Beleq yang
kita temukan dewasa ini merupakan perkembangan bentuk karena pengaruh kesenian
Bali yaitu Tawaq-Tawaq. Perubahan bentuk kesenian ini pertama kali terjadi
sekitar tahun 1800 M, ketika Anak Agung Gede Ngurang Karang Asem memerintah di
gumi Sasak.
Sebelumnya, kesenian Gendang Beleq hanya terdiri atas sebuah Jidur (gendang besar yang berbentuk beduq), sebuah gong dan sebuah suling. Demikian besar pengaruh kebudayaan Bali pada waktu itu, sehingga peralatan kesenian ini berkembang sesuai dengan alat yang digunakan pada kesenian tawaq-tawaq.
Akan tetapi, agar tidak meninggalkan nilai-nilai Islam, para
seniman suku Sasak pada waktu itu tetap mempertahankan bentuk gendang besar
yang menyerupai beduq yang digunakan di masjid. Selain itu, jumlah personil
yang digunakan pun dibatasi pada jumlah 13 atau 17 orang pemain. Bilangan ini
menunjukkan bilangan rakaat dalam shalat. Demikian pula dengan tata cara
memainkan alat ini merupakan implementasi dari pelaksaan shalat berjamaah dan
tuntunan hidup bermasyarakat dengan nilai-nilai keislaman.
Sebuah grup gendang beleq biasanya terdiri dari 15 – 17 orang
yang biasanya semua laki – laki. Gendang beleq sebenarnya merupakan salah satu
instrumen yang ada pada tarian ini. Disebut gendang beleq karena salah satu
musiknya adalah gendang beleq (gendang besar). Gendang beleq (gendang besar )
ini biasanya terbuat dari produk kulit sapi, besi tua dan kayu yang panjangnya bisa
mencapai lebih dari satu meter dan disandang pada pundak dua pemain.
Pada umumnya gendang beleq (gendang besar) dicat hitam putih
dengan pola kotak – kotak. Di Lombok kedua warna itu memang mempunyai arti
simbolis. Hitam adalah lambang keadilan sedangkan putih adalah lambang
kesucian. Selain itu, hitam juga diibaratkan sebagai bumi dan putih diibaratkan
sebagai langit yang keduanya merupakan kekuatan yang harus selalu ada dalam
kehidupan manusia
Tari Rudat
Tari Rudat adalah sebuah tari tradisional yang masih banyak
terdapat di Pulau Lombok. Dibawakan oleh 13 penari yang berdandan mirip
prajurit. Berbaju lengan panjang warna kuning, celana sebatas lutut warna biru,
berkopiah panjang mirip Aladin warna merah yang dililit kain warna putih atau
biasa disebut tarbus. Mereka dipimpin oleh seorang komandan yang mengenakan
kopiah mirip mahkota, lengkap dengan pedang di tangan.
Biasanya tarian ini dibawakan pada saat upacara khitanan,
katam Al Quran, Maulid Nabi peringatan Isra Mi’raj, dan peringatan hari-hari
besar Islam lainnya.
Tari Rudat ditarikan sambil menyanyi dengan lagu yang melodi
dan iramanya seperti lagu melayu. Syairnya ada yang berbahasa Arab dan ada pula
yang berbahasa Indonesia. Tari Rudat diiringi sejumlah alat musik rebana yang
terdiri dari jidur, rebana, dap, mandolin dan biola. Gerak tarian rudat
merupakan gerak seni bela diri pencak silat yang menggambarkan sikap waspada
dan siap siaga prajurit Islam tempo dulu.
Itulah sebabnya, mereka banyak menggunakan gerakan tangan
dan kaki. Kadang tangan diayun kiri kanan, kadang mirip gelombang, tapi di saat
lain mereka melakukan gerakan memukul dan menendang.
Sesungguhnya asal-usul kesenian rudat sampai saat ini masih
belum begitu jelas. Sebagian berpendapat, bahwa kesenian rudat ini merupakan
perkembangan dari zikir zaman dan burdah, yaitu zikir yang disertai gerakan
pencak silat. Burdah adalah nyanyian yang diiringi seperangkat rebana ukuran
besar.
Pendapat lain mengatakan, konon tari ini berasal dari Turki
yang masuk bersama penyebaran agama Islam di Indonesia pada abad XV. Itulah
sebabnya, tarian ini kentara sekali warna Islamnya, terutama dalam lagu dan
musiknya. Di Lombok Timur dapat kita jumpai dan saksikan hampir di semua
Kecamatan.
Itulah beberapa informasi yang bisa kami paparkan, semoga dapat menambah wawasan kamu tentang Lombok, oiya jika kamu ingin mencari baju ataupun busana seputar Lombok, bisa banget kamu kunjungi konveksi terdekat macam konveksi Jogja, Jakarta, Bandung dan sekitarnya. Semoga bermanfaat dan terimakasih.
Posting Komentar untuk "Mengenal Lebih Dalam Budaya Lombok"