Mengenal Bangunan Adat Suku Sasak
Bangunan adat di komunitas Suku Sasak jika diamati dengan seksama akan memperlihatkan bentuk yang berbeda-beda. Setiap bangunan memiliki fungsi tersendiri. Selain rumah utama sebagai rumah hunian, ternyata Suku Sasak memiliki bangunan lain yang berfungsi sebagai bangunan sosial. Bangunan tersebut juga dibangun secara tradisional.
Tidak seperti rumah modern yng menguunakan pelayanan jasa bangun rumah, Suku Sasak dalam membangun bangunan rumah, baik rumah hunian atau bangunan komunitas masih mengedepankan kerjasama antar masyarakat. Inilah watak dari penduduk Nusantara, yaitu masih ada rasa saling membantu satu sama lain.
Di bagian dalam rumah akan ada sesangkok yang berfungsi sebagai tempat penerimaan tamu. Selain itu sesangkok atau bale luar digunakan sebagai tempat tidur bagi keluarga laki-laki. Untuk keluarga perempuan seperti ibu dan anak perempuan akan menempati ruangan yang ada di dalam yang bernama Bale Dalem.
Sedangkan Bale Jajar adalah rumah adat yang menyerupai Bale Tani namun diperntukan untuk masyarakat menengah ke atas. Perbedaan antara bale Tani dan Bale Jajar adalah Bale Jajar akan memiliki kamar lebih banyak. Jika pada Bale Tani hanya akan ada satu Bale Dalem maka pada Bale Jajar akan ada dua. Selain itu adanya Sambi yakni suatu tempat khusus yang dipergunakan untuk menyimpan bahan makanan dan peralatan rumah tangga pada Bale Jajar.
Pemuda yang melamar gadis Suku Sasak juga akan diterima di Berugag Sekepat ini. Permuda dan anggota keluarganya tidak diperkenankan untuk masuk dan hanya ditemui di saung ini. Bangunan ini memiliki empat tiang sehingga diberi nama sekepat yang berarti empat.
Bale Bonder juga memiliki fungsi sebagai tempat dilaksanakannya persidangan adat bagi warga yang melanggar hukum adat. Bangunan ini memiliki bentuk bujur sangkar dengan ukuran yang cukup besar dan memiliki tiang berjumlah antara 9 sampau 18 buah.
Tidak seperti rumah modern yng menguunakan pelayanan jasa bangun rumah, Suku Sasak dalam membangun bangunan rumah, baik rumah hunian atau bangunan komunitas masih mengedepankan kerjasama antar masyarakat. Inilah watak dari penduduk Nusantara, yaitu masih ada rasa saling membantu satu sama lain.
Rumah khas Sasak. Sumber gadizalombok |
Inilah Bangunan Adat Suku Sasak
Rumah Bale Tani dan Bale Jajar
Baik Bale Tani maupun Bale Jajar merupakan rumah penduduk Suku Sasak. Untuk penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai petani tinggal di rumah hunian bernama Bale Tani. Rumah Bale Tani memiliki pintu dengan tanpa jendela. Pintu yang di buat rendah sehingga orang yang mau masuk harus membungkukkan badannya terlebih dahulu. Hal ini bermakna seorang tamu harus menghormati tuan rumah saat masuk rumah. Rumah ini merupakan rumah yang umum ditemui di komunitas Suku Sasak.Di bagian dalam rumah akan ada sesangkok yang berfungsi sebagai tempat penerimaan tamu. Selain itu sesangkok atau bale luar digunakan sebagai tempat tidur bagi keluarga laki-laki. Untuk keluarga perempuan seperti ibu dan anak perempuan akan menempati ruangan yang ada di dalam yang bernama Bale Dalem.
Sedangkan Bale Jajar adalah rumah adat yang menyerupai Bale Tani namun diperntukan untuk masyarakat menengah ke atas. Perbedaan antara bale Tani dan Bale Jajar adalah Bale Jajar akan memiliki kamar lebih banyak. Jika pada Bale Tani hanya akan ada satu Bale Dalem maka pada Bale Jajar akan ada dua. Selain itu adanya Sambi yakni suatu tempat khusus yang dipergunakan untuk menyimpan bahan makanan dan peralatan rumah tangga pada Bale Jajar.
Berugag Sekepat
Bangunan ini menyerupai saung yang digunakan untuk menerima tamu. Dalam budaya Suku Sasak setiap tamu belum tentu diperkenankan untuk memasuki rumah sehingga jika kedatangan tamu yang tidak terlalu penting akan ditempatkan disini.Pemuda yang melamar gadis Suku Sasak juga akan diterima di Berugag Sekepat ini. Permuda dan anggota keluarganya tidak diperkenankan untuk masuk dan hanya ditemui di saung ini. Bangunan ini memiliki empat tiang sehingga diberi nama sekepat yang berarti empat.
Berugag Sekenam
Berbeda dengan Berugag Sekepat, Berugag Sekenam di bangun di belakang rumah. Dengan menggunakan enam tiang. Funsginya sebagai tempat berkumpul anggota keluarga. Bangunan ini selain sebagai tempat berkumpul anggota keluarga juga dijadikan sebagai tempat belajar baik belajar ilmu agama, belajar ilmu adat dan sebagainya. Mungkin semacam ruang keluarga pada rumah modern.Bale Bonder
Bale Bonder dikenal juga sebagai Gedeng Pangukuhan. Bangunan ini ada di tengah-tengah pemukiman komunitas Suku Sasak karena merupakan rumah yang ditinggali oleh tetua adat. Bangunan ini terletak di tengah pemukiman dengan tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah menemui tetua adat.Bale Bonder juga memiliki fungsi sebagai tempat dilaksanakannya persidangan adat bagi warga yang melanggar hukum adat. Bangunan ini memiliki bentuk bujur sangkar dengan ukuran yang cukup besar dan memiliki tiang berjumlah antara 9 sampau 18 buah.
Bale Beleq Bencingah
Beberapa hajatan besar tersebut meliputi pelantikan pejabat kerajaan, pengukuhan putra mahkota, pengukuhan penghulu kerajaan, tradisi Ngurisan keluarga tokoh dan beberapa hajatan lainnya diadakan di Baale Beleq Becingah. Bangunan ini juga digunakan untuk menyimpan pusaka milik masyarakat adat Sasak.Bangunan unik. |
Posting Komentar untuk "Mengenal Bangunan Adat Suku Sasak"