Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Budaya Ini Akan Anda Temui di Lombok dan Yogyakarta

Yogyakarta adalah kota budaya dengan sejut keunikan yang dimilikinya. Maka tidak begitu heran jika di Yogyakarta berbagai destinasi wisata budaya banyak di datangi wisatawan mancanegara. Yogyakarta tours salah satu layanan paket wisata di Yogyakarta sering mengantarkan wisatawan mancanegara untuk mengeunjungi berbagai destinasi wisata budaya di Yogyakarta.

Tapi tahukah anda bahwa kebudayaan di Yogyakarta sebagian hampir menyerupai kebudayaan di Lombok? Hal ini merupakan hasil dari penyebaran pengaruh kerajaan Islam di Jawa hingga ke tanah Lombok. Inilah beberapa kebudayaan Lombok yang menyerupai Yogyakarta. 

Budaya Lombok


Ritual Rabu Terakhir

Pada bulan Shafar dalam kalender hijriyah akan ada perayaan namanya Rabu Bontong pada masyarakat Lombok. Rabu Bontong artinya adalah rabu terakhir. Konon menurut kepercayaan mereka pada hari rabu terakhir tersebut akan ada semacam kesialan seperti adanya wabah penyakit, bencana alam dan sebagainya. Untuk menghindarinya harus di lakukan semacam ritual mandi.

Masyarakat meyakini, tradisi mandi di sungai untuk menyucikan tubuh ini dapat menghilangkan sakit selama satu tahun ke depan. Saat Rebo bontong, masyarakat Suku Sasak datang berbondong-bondong ke sungai dan mandi beramai-ramai. Selain untuk membuang kesialan dan juga kotoran, ritual mandi ini juga dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW>

Berbeda dengan Yogyakarta. Pada sebagian masyarakat di Yogyakarta menyelenggarakan ritual Rebo Wekasan. Di daerah Pleret diselenggarakan acara kirab. Beberapa puluh tahun lalu acara mandi di sungai masih di adakan. Namun saat ini yang tersisa hanyalah acara kirabnya saja. Kirab ini dilaksanakan di Balai Desa Wonokromo dengan nama acara Rebo Pungkasan.

Baik Rebo Pungkasan dan Rabu Bontong, kedua ritual budaya ini memiliki dasar yang sama yakni membuang segala kesialan. Ritual ini diperkirakan datang dari para ulama sufi masa lalu yang mendakwahkan Islam di Nusantara.

Pintu Rumah Yang Pendek

Rumah di komunitas Suku Sasak memiliki pintu dengan tinggi yang tidak melebihi kepala orang dewasa. Sehingga ketika anda akan memasuki rumah Suku Sasak maka anda akan diharuskan untuk membungkuk. Jika anda ada di Jawa khususnya Yogyakarta maka akan ditemukan beberapa rumah tradisional yang memiliki pintu yang rendah. Rumah ini biasanya masih ada di pedesaan meskipun jumlahnya berkurang drastis sejak gempa 2006.

Pembuatan pintu rumah yang rendah ini tidak sembarangan. Ada nilai yang terkandung di dalamnya. Seseorang yang memasuki rumah ini akan membungkuk dengan tujuan agar siapa saja yang masuk dapat menghargai pemilik rumah. Terutama jika yang masuk adalah tamu. Itulah yng menjadi keunikan suku Sasak di Lombok sehingga dijadikan tempat wisata mempesona di Lombok.

Kaum Abangan

Pada masa penyebaran Islam di Nusantara, Turki Utsmani mengirim beberapa utusan yang diberi predikat Wali. Yang populer di Indonesia adalah wali 9. sebenarnya tidak hanya 9 iorang saja. Banyak wali yang diutus. Sebagian mengalamikegagalan dalam dakwahnya dan sebagian lagi berhasil.

Wali yang berhasil dalam dakwahnya biasanya menyajikan dakwah dengan adaptasi kearifan lokal. Ada yang menggunakan media wayang, media kesenian dan sebagainya. Dari situlah muncul golongan Islam yang masih memegang erat kepercayaan adatnya. Di dalam istilah Jawa disebut sebagai golongan abangan. Sedangkan yang beragama dengan tanpa mencampuradukkan dengan kepercayaan adat disebut kaum santri.

Begitu juga di Lombok. Umat Islam terbagi menjadi dua kelompok. Yakni kelompok wetu lima dan kelompok wetu telu. Kelompok wetu telu adalah kelompok yang mengaku beragama Islam tetapi masih memegang kepercayaan adat masa lalu seperti roh nenek moyang, ajimat dan sebagainya. Sedanagkan kelompok wetu lima yang menjalankan Islam dengan sempurna. 

Budaya Jawa.


Sedekah Laut

Pada bulan Muharam atau Suro dalam kalender Jawa biasanya akan diselenggarakan semacam ritual sedekah laut. Ritual sedekah laut ini dilakukan dengan cara memberikan berbagai sesajen dalam bentuk gunungan atau tumpeng yang di hanyutkan ke laut. Terkadang beberapa bahan makanan tersebut di jadikan rebutan oleh warga. Pada masyarakat Lombok acara ini disebut Rowah Segare. Acara ini dilakukan di beberapa pantai di Lombok. Selain Pantai penyisok di Lombok ada beberapa pantai yang pernah menyelenggarakannya.



















Posting Komentar untuk "Budaya Ini Akan Anda Temui di Lombok dan Yogyakarta "