Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pakaian Tradisional Suku Sasak dan Berbagai Perlengkapannya yang Menarik


Suku sasak adalah salah satu suku terbesar di Pulau Lombok. Suku ini mendominasi kebudayan di Nusa Tenggara Barat. Salah satu dari produk kebudayaannya adalah pakaian tradisional. Uniknya pakaian ini memiliki berbagai perlengkapan yang khusus yang berbeda misalnya antara laki-laki dan wanita. Perlengkapan ini berjumlah banyak. Berikut ulasannya.

Pakaian Adat Suku Sasak


Pakaian adat Suku Sasak terbagi dalam dua bagian yakni pakaian adat untuk Wanita dan Laki-laki. Pakaian adat untuk Wanita disebut dengan Pakaian Lambung dan Pakaian adat Pria disebut dengan Pakaian Pegon. Pakaian ini biasanya digunakan pada waktu menyambut kedatangan tamu dan saat tengah melaksanakan upacara adat yang dikenal dengan nama Mendakin atau Nyongkol. Bentuk pakaiannya berupa model kerah berbentuk V yang diberi hiasan pada bagian gigir baju.
Perlengkapan Adat Suku Sasak

Perlengkapan adat Sasak terdiri dari 6 bagian, baik untuk pakaian Wanita maupun pakaian Pria, meliputi:

Pakaian Suku Sasak, sumber : Genpi


1. Pakaian Adat Wanita (Pakaian Lambung)


  • Pangkak, merupakan mahkota emas berbentuk bunga cempaka dan mawar yang diselipkan di sela konde/sanggul
  • Tangkong, merupakan baju yang terbuat dari bahan beludru atau brokat berwarna gelap.
  • Tongkak, merupakan kain sabuk panjang yang dililitkan pada pinggang dengan bagian ujung rumbai berada di sebelah kiri
  • Lempot, merupakan kain tenun panjang dengan corak khas Lombok yang disampirkan di pundak sebelah kiri
  • Kereng, merupakan kain tenun songket khas Lombok yang dililitkan pada pinggang hingga sebatas mata kaki
  • Aksesoris, merupakan perlengkapan pendukung atau pelengkap seperti rantai perak ikat pinggang, giwang, kalung, dan sebagainya.

2. Pakaian Adat Pria (Pakaian Pegon)


  • Cappuq atau Sapuk, merupakan mahkota yang ditaruh di atas kepala
  • Pegon, merupakan baju yang mendapat pengaruh adat Jawa dan mengadopsi model jas Eropa
  • Leang atau Dodot, merupakan kain songket yang berfungsi untuk menyelipkan keris. Kain ini digunakan dengan cara melilitkannya di sekeliling pinggang, sehingga terlihat seperti ikat pinggang
  • Kain dengan Wiro, merupakan kain yang digunakan sebagai penutup tubuh bagian bawah yang dililitkan dari pinggang hingga sebatas mata kaki dengan ujung tengah lurus menjuntai ke bawah
  • Keris, merupakan merupakan perlengkapan pendukung atau pelengkap
  • Selendang Umbak, merupakan sabuk yang khusus diperuntukkan bagi para pemangku adat atau pengayom masyarakat yang dibuat dengan ritual khusus dalam keluarga sasak. Jenis kain yang digunakan umumnya berwarna merah dan hitam dengan panjang berkisar empat meter yang dihiasi dengan kepeng bolong.

Lambang Perlengkapan Adat Suku Sasak


Perlengkapan adat Sasak memiliki makna atau melambangkan sebuah arti dari setiap perlengkapan baik untuk pakaian Wanita maupun pakaian Pria, meliputi:

1. Pakaian Adat Wanita (Pakaian Lambung)


  • Pangkak, seiring perkembangan zaman pangkak jarang digunakan karena wanita suku Sasak beralih mengenakan Jilbab, Jilbab sebagai lambang menjaga aurat atau kesucian bagi kaum Wanita.
  • Tangkong, sebagai lambang keagungan seorang wanita.
  • Tongkak, sebagai lambang ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan pengabdian kepada Orang Tua, Suami bagi wanita yang telah menikah, dan kepada masyarakat.
  • Lempot, sebagai lambang kasih sayang kepada sesama yang harus dimiliki setiap masyarakat Suku Sasak.
  • Kereng, sebagai lambang kesuburan tubuh dan kesopanan sikap kepada sesama.
  • Aksesoris, sebagai lambang kecantikan seorang wanita dan lambang sosial, semakin banyak dan mahal aksesoris yang dipakai maka wanita tersebut berasal dari sosial yang tinggi.
Pakaian Adat Sasak, sumber : firstlomboktour.com


2. Pakaian Adat Pria (Pakaian Pegon)


  • Cappuq atau Sapuk, sebagai lambang penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Pegon, sebagai lambang keagungan seorang pria dan kesopanan sikap kepada sesama.
  • Leang atau Dodot, sebagai lambang berkarya, pengabdian kepada Orang Tua dan masyarakat.
  • Kain dengan Wiro, sebagai lambang kerendahan hati dan sikap tawadhu’ yang harus dimiliki setiap masyarakat Suku Sasak.
  • Keris, dalam ataurannya penggunaan keris sebagai lambang adat bagian mukanya harus menghadap kedepan sebagai lambang kesatria, jika terbalik maka bermakna berperang atau siaga.
  • Selendang Umbak, sebagai lambang kasih sayang dan kebijakan bagi pemakainya.

Itu dia ulasan informasi terkait pakaian adat suku Sasak di Lombok. Untuk Anda yang membutuhkan perlengkapan seminar, bisa mengunjungi situs paket seminar kit dan melakukan pemesanannya. Semoga bermanfaat dan simak terus informasi terbaru seputar Lombok di sini.

Posting Komentar untuk "Pakaian Tradisional Suku Sasak dan Berbagai Perlengkapannya yang Menarik"